Indonesia dikarunia kekayaan alam yang melimpah. Di dunia, Indonesia menduduki urutan kedua kekayaan akan flora dan fauna. Kali ini, satu lagi fauna endemik yang patut Anda ketahui. Adalah monyet Kedih, primata yang aslinya hanya terdapat di Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Utara. Hewan ini termasuk dalam daftar hewan langka dan nyaris punah. Satwa dari ordo primata ini memiliki nama latin Presbytis Thomasi atau nama latin umum lebih dikenal dengan Thomas Leaf Monkey. Sebutan lokalnya sendiri memiliki bermacam-macam nama, ada yang menyebutnya dengan nama lutung rungka, bodat atau kek-kia. Namun menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia nama primata ini umumnya disebut Monyet Kedih.
Pertama kali Kedih ditemukan di Aceh dan bagian utara Pulau Sumatera, yang berada tidak jauh dari Sungai Wampu dan Simpangkiri. Penyebaran Monyet Kedih dapat kita temukan di kawasan hutan Aek Nauli sampai Suaka Marga Satwa Rawa Singkil di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam. Selain itu, data penelitian menunjukkan bahwa penyebaran Monyet Kendih yang paling banyak populasinya berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser terutama di Bahorok dan Ketambe.
Secara alami, mereka biasanya hidup berkelompok dengan jumlah sekitar 10 ekor kedih, meliputi satu jantan dan enam betina, ditambah beberapa anak-anaknya. Seperti spesies hewan kebanyakan, spesies jantan selalu melindungi kelompoknya dari ancaman spesies lain atau pun dari intervensi Kedih jantan lain. Monyet Kedih memiliki perilaku yang unik, salah satunya yaitu suara vokal yang kuat dan tiap-tiap kelompok Kedih dapat mengenali anggota kelompok masing-masing dengan suara vokalnya tersebut. Biasanya, pada malam hari sering terdengar suara monyet Kedih yang bersaut-sautan guna mengumpulkan para anggotanya setelah mereka menjelajah area hutan.
Dampak terjadinya perusakan hutan di Sumatera menjadikan habitat alami monyet Kedih terganggu. Oleh karena itu, beberapa Kedih terkadang menjelajah untuk mencari makanan sampai ke daerah perkebunan milik penduduk. Penduduk sekitar menganggap monyet Kedih sebagai hama perusak. Sebenarnya siapa yang mengganggu dan perusak?
Sama halnya dengan endemik Sumatera lainnya yang telah Anda ketahui, seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, badak Sumatera, dan orangutan, Kedih juga terancam oleh kerusakan habitat. Perusakan hutan untuk penebangan, pulp dan kertas, serta minyak kelapa sawit telah menyebabkan hilangnya populasi Kedih sebanyak lebih dari 30 persen dalam 40 tahun terakhir. Sumatera telah kehilangan hampir 10 persen hutannya dalam delapan tahun terakhir, membahayakan ribuan spesies dan melepaskan simpanan karbon yang besar. Bukan hanya ancaman dari alam saja, manusia sendiri menjadi musuh bagi kelompok monyet Kedih. Namun sekarang ini, IUCN sudah memasukkan spesies Presbytis Thomasi dalam kategori rentan dan diberi label Red List.
Hey, I like your article. Good work!
DI BUKIT LAWANG SUMATRA UTARA BRO KALU MAU LIHAT MONYET Thomas Leaf Monkey
MONYET INI ADALAH SALAH SATU KEBANGGAAN PENGUNJUNG BILA MEMASUKI KAWASAN TNGL. MONYET INI MENYAMBUT DENGAN BAIK BILA ANDA PENGUNJUNG YANG DATANG